YAP – Tidak terasa, bulan demi bulan menjelang. Tahun demi tahun pun berlalu. Kaum Muslim di seluruh dunia kembali memasuki bulan Muharram, menandai datangnya kembali tahun yang baru; kali ini memasuki Tahun Baru 1435 Hijrah.
Setelah sholat Isya’ berjama’ah tadi (04/11) Biro Dakwah YAP, Divisi Ta’mir Masjid Jami’ Al-Amien Prenduan, melanjutkan rentetan acara terakhir peringatan tahun baru Hijriyah dengan diadakannya pengajian akbar “Malam Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1435 H” di halaman depan masjid Jami’ Al-Amien.
Untuk pengajian kali ini, di datangkan seorang muballigh dari luar pesantren Al-Amien. Beliau adalah KH. Abdul Barri, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam, Bluto Sumenep Madura. Sebelum diisi oleh muballigh utama, acara malam peringatan tahun baru hijriyah ini dibuka resmi oleh Wakil Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA.
Mari kita bermuhasabah diri (instrospeksi diri) dengan semua yang sudah kita lakukan selama satu tahun yang lalu, dan bagaimana prospek dan resolusi kita untuk satu tahun ke depan, ucap beliau dalam sambutan pembukaannya.
Kemudian beliau membaca surah al-Hasyr ayat 18 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan): Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi PengetahuanNya akan segala yang kamu kerjakan.”
Ada kejadian yang lumayan lucu bagi santri/wati TMI, MTA, IDIA. Yaitu pada saat KH. Abdul Barri hendak memulai ceramah dan menyampaikan isi tausiyahnya, beliau bingung, “Ini mau pakai bahasa apa…? bahasa Arab, bahasa Inggris atau karena ini di Madura pakai bahasa Madura aja! Sontak para santri/wati dan asatidzah tertawa”. Karena kalau pakai bahasa Arab dan Inggris kan sudah lumrah digunakan sehari-hari di lingkungan Al-Amien, sedangkan bahasa Madura hampir tidak digunakan, ucap beliau.
Diawal tausiyahnya beliau mengupas sekilas tentang sejarah ditentukannya awal bulan Muharram sebagai awal tahun baru menurut kalender hijriyah. Diantara isi tausiyah yang beliau sampaikan kepada hadirin-hadirat adalah menghimbau kepada para santri/wati agar menjadi santri yang akhlaknya baik, jangan pernah lupa sama Guru-gurunya yang sudah mengajar dengan ikhlas. Kemudian beliau menegaskan, mari kita jadikan pergantian tahun hijriyah ini sebagai momentum untuk mengevaluasi diri kita. Bermuhasabah atau instrospeksi diri. Barang siapa yang hari ini amaliyahnya sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan Barang siapa yang amaliyahnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka. Ibarat seorang penjaga toko yang hasil dagangannya merugi terus kemudian tokonya hangus terbakar.
Acara ini juga disemarakkan dengan penampilan kelompok hadrah milik TMI dan MTA Putra. Kemudian ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Wakil Pengasuh Ma’had Salafy Al- Hikmah Kapedi, KH. Bastami Tibyan, S.Pd.I. (Ishlah)