Tausiyah Kiai

MENDIRIKAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AMIEN

Suatu saat kelak, entah kapan, Al-Amien yang terletak di desa kecil di ujung timur Pulau Madura ini membuka lokasi baru puluhan hektar berdampingan dengan lokasi lama. Di dalamnya berdiri deretan bangunan super modern lengkap dengan peralatannya yang sangat canggih, menyembul di tengah-tengah pepohonan yang rindang menyejukkan. Di pintu gerbangnya ada papan nama bertuliskan… UNIVERSITAS ISLAM […]

MENDIRIKAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AMIEN Read More »

Esensi Bersyukur Adalah Membuktikan

Salah satu cara untuk menyongsong usia 70 tahun Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, yakni dengan bersyukur kepada Allah SWT. Bersyukur atas nikmat iman dan Islam berikut kesehatan badan. Bersyukur atas berjalannya program-program di pondok ini, sebagaimana mestinya. Bersyukur atas kepercayaan masyarakat, dengan memondokkan putra-putri mereka di lembaga-lembaga di bawah naungan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan.

Esensi Bersyukur Adalah Membuktikan Read More »

Refleksi Akhir Ramadhan

Kalau selama Ramadhan….. Kita bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang “halal” seperti makan, minum, mengapa dalam kehidupan sehari hari kita tidak mampu menahan diri dari hal-hal yang sudah jelas “haram” seperti mencuri, menipu berbuat dholim dan lain lain? Kalau selama Ramadhan….. Kita bisa mendorong diri untuk melakukan hal-hal yang “Sunnah” seperti tarawih, qiyamul

Refleksi Akhir Ramadhan Read More »

Limit dan Border

Penghujung tahun 1996, menjelang tahun baru 1997. Ujian Akhir Tahun—begitu kami biasa menyebutnya—baru saja berakhir. Tinggal Kuliah Kemasyarakatan, lalu libur panjang. Tetapi kami, santri-santri kelas akhir, punya kesibukan yang berbeda. Beberapa hari ke depan, kami akan segera diwisuda. Itu artinya kami akan bernyanyi bersama di hadapan para undangan dan hadirin. Maka sibuklah gitaris-gitaris angkatan kami

Limit dan Border Read More »

Jiwa yang Tenang

Oleh : KH. Muhammad Idris Jauhari Manusia sebagai makhluk sosial, atas dasar potensi-potensi individual yang dimilikinya, akan mudah terjerumus dalam kehinaan, kesengsaraan, kemiskinan, dan keterpurukan manakala tidak bisa berpegang teguh pada hablun minal-Lâh dan hablun minan-nâs. Ini mengandaikan berlakunya peran terpadu manusia individu, baik sebagai ‘abdullâh, maupun dan sekaligus  sebagai khalifatullâh. Ketika meyakini bahwa diri

Jiwa yang Tenang Read More »

Hamba Terbaik, Hamba Terburuk

Oleh : KH. Muhammad Idris Jauhari قَالَ رَسُولُ اللَّه ِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :”خِيَارُ عِبَادِ اللَّهِ الَّذِينَ إِذَا رُءُوا ذُكِرَ اللَّهُ، وَشِرَارُ عِبَادِ اللَّهِ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ اْلأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ الْبُرَآءَ الْعَنَتَ.” (رواه أحمد والبخاري في الأدب المفرد) Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang membuat orang lain mengingat Allah saat melihat

Hamba Terbaik, Hamba Terburuk Read More »

Pengakuan Palsu

Oleh : KH. Muhammad Idris Jauhari Imam Hatim al-Ashom r.a. berkata, “Barangsiapa mengaku cinta empat hal tampa empat hal, maka pengakuan (cinta)nya itu palsu. Yaitu, mengaku cinta Allah, tapi selalu melakukan larangan-larangan-Nya; mengaku cinta Rasul tapi ia membenci kaum fakir dan miskin; mengaku cinta surga tapi ia tidak jujur; mengaku takut api neraka tapi ia

Pengakuan Palsu Read More »

Scroll to Top