Ust. Abdul Somad: Malam Ini, Semua Bintang Turun di Al-Amien

“Kenapa tidak ada bintang malam ini?”, dawuh Ust Abdul Somad, tadi malam. “Karena semua bintang turun ke Al-Amien malam ini.” lanjut beliau .

Malam yang sangat meriah. Ribuan jamaah tumpah ruah memadati lapangan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Kondisi lapangan yang tergenang air di beberapa tempat, tidak menyurutkan sedikitpun para jamaah untuk hadir dan memadati Majeli Tabligh Akbar. Maklum saja, beberapa hari terakhir, hujan mengguyur pondok pesantren Al-Amien Prenduan.

Hari jum’at pun demikian, pagi hari, hujan pun masih mengguyur namun alhamdulillah sekitar jam 09.00 WIB, cuaca mulai bersahabat. Matahari bersinar dengan sejuk, tak terasa terik matahari, cuacana hangat dan bersahabat, Alhamdulillah terkondisikan hingga berakhir acara.

Kepadatan jamaah mulai tampak sejak Jum’at pagi, dan berangsur hingga menjelang maghrib. Tak tampak keresahan ataupun hembusan berita hoax yang dilancarkan oleh oknum tertentu untuk menghalangi acara. Masjid, penuh sesak dipadati jamaah yang melaksanakan shalat berjamaah di masjid Jami’ Al-Amien Prenduan, suara sang imam Ust. Fahmi Fattah mendayu begitu khidmah.

Sementara disisi lain, tempat parkir mulai penuh, beberapa jamaah tampak menggelar tikar untuk bisa melaksanakan shalat, beberapa yang lain, berkumpul dan berkoordinasi, selepas melaksanakan jama’ taqdhim. Terlihat jamaah dari Bangkalan menggunakan satu bis besar dan bis mini, disusul jamaah dari Sampang, Pamekasan, Sumenep, bahkan Surabaya.

Tepat Adzan Maghrib, Ust Abdul Somad, tiba di Pesantren. Ayahanda KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, mendampingi dan menemani beliau, mulai dari Surabaya, kemudian terbang ke Sumenep, hingga pengajian dan halal bihalal di Masjid Nur Muhammad, Sumenep. Setiba di dhalem Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan, rombongan disambut oleh majelis kiai dan jajaran majelis A’wan PP. Al-Amien Prenduan. Sangat khidmah, teratur dan tertib.

Sementara itu, Jamaah mulai turun dari Masjid, disambut dengan shawalat banjari dari jamiyyah banjari Al-Amien prenduan, Jamaah putri dan putra, berduyun memadati lapangan Al-Amien prenduan, berhijab tempat antara jamaah putri dengan jamaah putra yang duduk di sisi timur lapangan.
Tepat pukul 18.50 wib, acara dimulai dengan tawassul, dan tahlil bersama yang dipimpin oleh Ust. H. Fahmi Fattah.

Tak berselang lama berakhirnya Tahlil dan doa, Rombongan Ust. Prof. H. Abdul Somad, MA., tiba di panggung kehormatan, hampir semua jamaah berdiri dan memberi penghormatan saat kedatangan beliau, tetabuhan rebana bertabuh menyambut kedatangan beliau, dan acara pun dimulai.
Acara dimulai dengan pembacaan Al-Qur’an oleh Ust. Abdul Jalil, dilanjutkan dengan sambutan dari Ayahanda Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan. Dalam sambutannya, ayahanda tampak begitu bangga dan bersyukur atas kedatangan Ust. Abdul Somad, beliau pun menggubah pantun yang ditulis beliau saat diperjalanan mendampingi Ust. Abdul Somad.

“Siang hari langit membiru, Angin kencang suara menderu. Selamat datang tuan guru, betapa bahagia kita bertemu.

Batang, bukan sembarang Batang, Batang diambil dari prenduan.Ustadz Datang, bukan sembarang datang, Alhamdulillah menghapus kerinduan.

Makan sambal, sambal tomat. Tomat dibeli di pasar MelatiSelamat datang Ust Abdul Somad, rasa hormat dengan senang hati.”

Sontak saja, pantun ini disambut dengan gemuruh takbir oleh Para Jamaah. Sambutan yang singkat namun penuh hangat dari Ayahanda Kiai Ahmad untuk Ust Abdul Somad. Acara berlanjut dengan pembukaan rangkaian kegiatan 70 tahun Al-Amien Prenduan, oleh Ust. Abdul Somad, didampingi majelis kiai dan beberapa tamu undangan. Pembukaan 70 th Al-Amien prenduan, ditandai dengan pemencetan sirine, beriring tetabuhan alfu mabruk dari banjari, letupan mercon yang indah dan meriah, serta permainan layar LED yang begitu meriah.

Yup, rangkaian kegiatan 70 tahun Al-Amien Prenduan, resmi dibuka.

Sekitar pukul 20.10 wib, acara memasuki acara inti, yakni tabligh akbar bertemakan “Mencetak Mundzirul Qoum yang mutafaqqih fiddin”.
Setelah bertasbih, bertahmid dan bersholawat, Gurunda Ust. Abdul Somad, memulai ceramah dengan berkisah sejarah pendirian Al-Amien Prenduan, dan anjuran kepada seluruh jamaah untuk mensyukuri dan mentadabburi. Tidak lupa pula, jawaban atas pantun yang dihaturkan oleh Yai Ahmad.

“Anak raja memakai katun, katun hadiah dari Pak Jon. Saya tak bisa lagi membuat pantun, karena terkejut mendengar mercon.

Memang indah si kain katun, katun dibeli dari cikiniSaya tidak lagi berpantun, karena sudah dihabiskan oleh Kiai Ahmad Fauzi Tidjani”

Pantun berakhir dengan gemuruh para jamaah dan tepuk tangan. Beliau menekankan pentingnya totalitas dalam perjuangan setidaknya itu yang dicontohkan para muassis PP. Al-Amien Prenduan, “…Apa kata kiai Jauhari?” dawuh beliau selanjutnya, “Orang yang tidak pernah berada dalam kegelapan, ia tidak akan pernah merasakan indahnya bintang-bintang!”. Ada ungkapan yang begitu dalam, namun disampaikan dengan kocak, hingga tidak sedikit jamaah yang tertawa terpingkal-pingkal. Lalu beliau melanjutkan, “Kenapa tidak ada bintang malam ini?”, beliau berjeda kemudian, “Karena semua bintang turun ke Al-Amien malam ini.” lanjut beliau.
MashaAllah, tabarakallah… malam yang indah, malah yang penuh berkah. Menjelang pukul 10.20 WIB, kegiatan Tabligh Akbar pun usai. acara ditutup dengan doa, yang dipanjatkan oleh Gurunda Ust. Syeikh Prof. Abdul Somad, Lc.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top