TMI Pi – Setelah hampir 6 tahun mengenyam pendidikan di pondok, akhirnya ujian akhir akan segera mereka lewati. Tepatnya rabu (01/06), puluhan santriwati berjejer di GESERNA untuk mengikuti pembukaan resmi ujian tahriri nihai’e yang dibuka langsung oleh salah satu dewan riasah pondok pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Fauzi Tidjani. Dalam nasehatnya beliau berkata “do’a itu tujuh puluh persen dan belajarnya hanya tiga puluh persen .” Ujian nihai’e ini akan berlangsung selama sebelas hari dimulai dari hari rabu dan berakhir pada hari senin lusa
Menurut KH. Soeyono Khottob, mudir ma’had TMI putri dalam pidatonya menjelang pembukaan nihai’e, ujian ini merupakan ujian terberat selama di pondok, yang mana materi ujiannya mencakup palajaran syu’bah (kelas persiapan) hingga kelas 6.
Hal ini memang dirasakan betul oleh para santriwati kelas 6, Setiap harinya mereka dituntut untuk belajar yang difokuskan di mushola Asma’ lathifah seperti pada ujian sebelumnya. Para santriwati lebih memilih membudayakan meteri SKS (Sistem Kebut Semalam), yang mana mengharuskan mereka untuk begadang semalaman. “Ujian EBTA membaut saya dan teman-teman capek dan ngantuk sepertinya waktu tertinggal sedikit saja sudah merasa bersalah.” Ujar Mualliah Yulis, salah satu santriwati kelas 6. *rF*