Catatan Keberangkatan Umroh Hafidh dan Hafidhoh Terbaik Ma’had Tahfidh Al-Quran Al-Amien Prenduan atas Hadiah dari Ust. Adi Hidayat (Bagian 2)
Rombongan bertolak dari Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, tepat pukul 16.03 wib, dengan jumlah 38 Jamaah Umrah, kami terpecah dalam dua rombongan, bis 1 berisi rombongan santriwati beserta orang tua dengan Ust. Junaidi sebagai Tour Leader-nya, dan Bis-2, berisi rombongan santri Putra, beserta wali dan beberapa jamaah umrah lainnya.
Hujan mengiringi keberangkatan kami, pekat hujan membawa bis dan rombongan menuju jakarta. Tempat kami, akan dikarantina selama kurang lebih 1 hari. Tak tanpa halangan diperjalanan. Meski beberapa daerah di Pamekasan tampak tergenang banjir, sang sopir bis mampu mencari jalan alternatif untuk menghindari banjir. hingga tibanya rombongan di Blega.
Menjelang maghrib, kami tiba di Blega, sayup-sayup kumandang adzan bergema. Beberapa mobil berjejer didepan kami, 1 jam pun berlalu, namun bis hanya bergerak beberapa depa saja dari titik awal. tak sampai sepelemparan batu. Saya mencoba melihat antrian kedepan, tak tampak ujungnya, sepertinya kami harus bersama disana.
Adzan Isya’ pun berkumandang, rombongan, belum juga melewati Pasar Blega, padahal pasar buah itu menjadi penanda, jalan kedepan akan kembali lancar. Owh, ternyata Blega sedang banjir, sehingga diberlakukan buka tutup jalan, dan entah jam berapa kami melalui pasar Blega tersebut, namun rombongan merapat untuk shalat Jama’ Maghrib-Isya, di Masjid dekat Pasar Tanah Merah.
Saat itu, malam itu begitu pekat, lebih-lebih pemadaman listrik diberlakukan, sehingga jamaah menggunakan HP sebagai alat penerangan.
Malam pun berlalu, rombongan menepi di Rest Area KM 391A, Ringinarum, Kendal Jawa Tengah. Segarnya cuaca, begitu hangat, maklum saja, bis Pahala Kencana yang kami tumpangi, dingin puol, semalaman, kami berjuang melawan dinginnya AC bis. “Pak… suhu Ac-nya bisa dikurangi? terlalu dingin”, ucap saya. “Dah paling rendah ini mas, gak bisa dikurangi lagi”, ucap pak sopir singkat.
Awan sedikit memerah, matahari belum juga muncul, rombongan sudah melaksanakan sholat Shubuh berjamaah. Seraya menunggu sholat dhuha tiba, tampak beberapa jamaah menepi di kedai teh, ditemani dengan Tahu Sumedang yang melegenda itu, rasanya setiap mampir di Rest Area, tahu Sumedang selalu ada.
Jakarta masih 392 KM, lagi.
Jam 11, bis yang kami tumpangi memasuki jakarta, disambut rintik hujan, dan deretan gedung bertingkat. Tujuan kami, Hotel Pop, dekat Soekarno-Hatta itu. Bis terus memasuki Jakarta melalui tol, perkiraan kami jam 12 sudah tiba di hotel. Namun, kita hanya berencana, Allah lah sebaik perencana. Bis kami keluar dari Tol, tampak Bandara Soekarno-Hatta sesapuan mata, bis kami bergerak seolah berputar mengelilingi bandara.
Hingga beberapa saat, kami baru merasa bahwa kami hanya berputar-putar, pak Sopir pun tampak berbicara dengan sopir bis-1. Tampak Ust. Mujib Sang Direktur Travel Mutiara Alpend, seperti berdiskusi dengan Sopir, sesekali menelpon, kemudian terlibat diskusi lagi.
Kami hanya melihat dari kejauhan, ntah apa yang didiskusikan, yang jelas pembahasan bukan tentang Minyak Goreng yang mulai Ghoib di pasaran. Hingga beberapa saat, tampak mobil evalia mendekat dan bis-1 beranjak mengikuti mobil tersebut.
“Jakarta, ada jalan yang seperti ini ya…”, ucap salah satu jamaah, “Sabar ya pak supir, selamat berjuang” ucap jamaah yang lain. Maklum, jalan yang kami lewati mengitari lapangan runaway pesawat terbang, jalan tampak tergenang, sementara dibeberapa titik, genangan itu berganti lobang yang menganga.
Kami yang didalam, menggelanyut mengikuti irama bis, sesekali mesin menderu keras, seolah menarik roda agar terus berputar. Dan itu tidak hanya sekali dua kali, Medan yang dilewati bis ini sungguh tidak mudah, jalan memang tampak lebar, namun mobil biasa, mending bersabar saja, mending nyari jalan lain deh, nambah 10 km lagi lebih baik, belum lagi truk-truk besar yang mengantri di punggung jalan.
Tepat jam 14.05 WIb, kami tiba di Hotel POP, disambut senyum ramah pak Satpam dan receptionist. Rombongan Jamaah memasuki meeting room, pembagian kamar, dan pimpinan rombongan pun menyarankan kami untuk segera istirahat. “Malam ini, Jam 19.00 wib, kita kan test PCR, jaga kesehatan dan banyak minum vitamin, dan jangan lupa istirahat”, ucap Ust. Mujib menutup pembicaraan.
Jam menunjukkan 19.05 wib, jamaah sudah memadati ruang test PCR. Tampak dua petugas yang rapi jeli, dengan laptopnya, melayani dua jamaah, sementara tiga orang lainnya, dua orang perawat dengan APD lengkap mengambil sampel, “Buka pak mulutnya”, terdengar suara beliau, wah sepertinya perempuan yang mengambil sampel tersebut.
Sementara seorang petugas lainnya, menyiapkan alat-alat PCR. Ust. Mujib, dan beberapa official, tampak sibuk mengkondisikan Jamanah Umroh. “Eqtada Bilhady… Silahkan”, ucap beliau. “jangan lupa bawa KTP ya”, lanjut beliau.
Satu jam pun berlalu, Jam sudah menunjukkan 20.05 WIB, “Kepada para Jamaah, dipersilahkan kembali ke Kamar, Istirahat yang cukup, inshaAllah besok malam kita terbang”, dawuh salah satu official dari sudut ruangan.
Perjalanan kami di Indonesia, masih menyisakan esok hari, insya Allah begitu. Direncakanan, penerbangan kami ke Madinah adalah besok malam jum’at, Pukul 00.15 WIB. Semoga hasil test PCR-nya negatif semua, perjalanan lancar, tidak hambatan dan diberkahi. Amien…
Hotel Pop, Jakarta. 21.38 wib
Ust. Akh Habibi Walidil Kutub



