“Kalau Antum dan Antunna ini Baik, Maka Generasi Setelah Antum dan Antunna akan Jauh Lebih Baik Lagi. Begitupun jika Antum dan Antunna ini Buruk, Maka Generasi Setelah Antum dan Antunna akan Jauh Lebih Buruk Lagi. Naudzubillah.”
Setelah masa libur panjang yang berdurasi hampir tiga bulan, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan untuk kali pertama melaksanakan agenda rutin tahunan yang selalu dihelat di awal tahun ajaran baru, tepat sebelum upacara pembukaan tahun ajaran baru. Kami menyebutnya Rapat Guru Lengkap atau yang lebih familiar dikalangan Asatidz dengan istilah RGL.
Rapat Guru Lengkap (RGL) awal tahun kali ini sedikit berbeda dengan pelaksanaan RGL pada tahun-tahun lalu, mengingat momen pelaksanaannya berlangsung di tengah Pandemi Covid-19. Pondok tentunya tetap menerapkan Protokol Covid-19 dengan mewajibkan seluruh peserta rapat untuk menjaga jarak dan memakai masker.
Bertempat di Gedung Serbaguna (Geserna), rapat dimulai pukul 16.00 WIB atau setelah prosesi penyerahan santriwati baru yang dihadiri langsung oleh Pimpinan dan Wakil Pimpinan Pondok, Pengasuh Ma’had TMI dan Ma’had Tahfidz Al-Qur’an beserta seluruh Asatidz berkeluarga dan bujang.
Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., Ph.D., menyampaikan bahwa setelah kembali ke Pondok setelah masa liburan panjang di tengah pandemi Covid-19 ini, seluruh asatidz dan unsur-unsur pondok akan menjalani tatanan kehidupan yang berbeda dari sebelumnya atau yang saat ini populer dengan istilah New Normal
Pimpinan Pondok juga meminta kepada seluruh asatidz untuk senantiasa menumbuhkan dan merawat sikap rendah hati atau Tawadu’ di dalam hati. “Semakin Antum dan Antunna Tawadhu’, apapun yang kita kerjakan akan dilindungi oleh Allah SWT.”
Pimpinan juga menegaskan agar seluruh lapisan di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan mulai dari Kiai, Ustadz Senior dan Bujang agar istiqomah menegakkan disiplin dengan menebarkan keteladanan di tengah-tengah santri. “Tegaknya Disiplin di Pondok Kita berawal dari Keteladanan.”
Di akhir pertemuan, Kiai kharismatik kelahiran kota Mekkah ini kembali merecharge ruhul jihad para asatidz agar selalu berproses memperbaiki kualitas diri dan memberikan pengabdian yang maksimal kepada pondok dalam mendidik santri dan santriwati. “Kalau Antum dan Antunna ini baik, maka generasi setelah Antum dan Antunna akan jauh lebih baik lagi. Begitupun jika Antum dan Antunna ini buruk, maka generasi setelah Antum dan Antunna akan jauh lebih buruk lagi. Naudzubillah.” (Nur Holis)