Kairo, Mesir– Ahsan Ulil Albab, Santri Al-Amien Prenduan angkat bicara dalam Muktamar Arab-Afrika. Muktamar antar tokoh dengan tema “Reformasi pendidikan untuk masa depan negara-negara Arab dan Afrika”, diselenggarakan oleh Akademi Pendidikan Thebes Kairo, di Kairo pada Rabu (29/07).
Dalam muktamar yang dipimpin oleh Prof. Dr. Shadiq Afifi, salah seorang santri Al-Amien yang juga menjabat sebagai Ketua PPMI Mesir menyampaikan 2 faktor penting bagi perkembangan pendidikan.
Dua faktor tersebut ialah Visi pendidikan dan lingkungan pendidikan yang mencakup seorang guru, pelajar dan juga kurikulum.
Disamping itu, terdapat pula tantangan yang harus dihadapi oleh negara-negara berkembang. Diantaranya adanya kecerdasan buatan. Oleh karena itu, kita harus persiapkan untuk hal itu.
Dirinya juga menjelaskan bahwa ada beberapa negara berkembang yang dikemudian hari, negera-negara tersebut mampu berevolusi menjadi negara yang maju. Diantaranya adalah Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan lainnya.
Santri kelahiran Makassar itu menceritakan, bahwa pada tahun 1950, hanya ada 12 persen diantara rakyat korea yang tau baca-tulis. Pembenahan terhadap sektor pendidikan terus dilakukan. Disaat hanya 12 persen masyarakat Korea yang tau baca-tulis, pemerintah koreapun membangun sekolah-sekolah diseantero negeri. Dari hal tersebut, mereka mengirim pelajar-pelajarnya ke luar negeri untuk menimba ilmu, sebagai bekal dalam menghadapi persaingan global.
Dan setelah beberapa dekade, Korea dapat bangkit dan menjadi negara maju. Bahkan saat ini, mereka memiliki teknologi industri yang sangat maju.
Itulah mengapa perhatian terhadap pendidikan terapan pada teknologi sangat penting bagi pertumbuhan industri. Sebagaimana pentingnya melakukan pelatihan terhadap guru-guru, menyiapkan infrastruktur elektronik untuk transformasi digital serta menggunakan kecerdesan buatan (Artificial Intelligence).
Dilansir dari nabd-elwatan.com, Dialog Internasional ini juga menghadirkan para ahli, spesialis, tokoh diplomatik yang terkait, tokoh parlemen tingkat tinggi, siswa dan kepala sekolah dari 9 negara Arab, Afrika dan Negara-negara Asia: Mesir – Indonesia – Nigeria – Pantai Gading – Guinea Conakry – Chad – Eritrea – Niger – Sudan Selatan.
Turut hadir di dalamnya, Shadia El-Gamal, anggota Dewan Perwakilan Mesir dan anggota Parlemen Arab, dan Mayor Jenderal Ihab El-Hermel, Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Nasional Mesir. Pihak KBRI Kairo pun juga ikut berpartisipasi dalam dialog ini, seperti Bapak Bambang Suryadi, Atase Pendidikan KBRI Kairo dan Bapak Soedarsono Soedirlan, Koord Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Kairo. Selain itu, turut hadir pula sekelompok profesor dan spesialis dari Mesir juga berpartisipasi, serta para pemimpin ketua Persatuan Pelajar Afrika. (DF)