Al-Amien Prenduan– Syaikh Ahmad Amien bin Sa’duddin Al-Murod berkunjung ke PP. Al-Amien Prenduan, Sabtu (9/07)
Syaikh yang didampingi oleh KH. Abdul Wasi’, KH. Abdul Wahab Jazuli dan KH. Fauzi Mustajab tiba di PP. Al-Amien sekitar pukul 12.00 WIB. Rombongan disambut dengan hangat oleh Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA, di Kediaman Pimpinan.
Usai melaksanakan shalat dhuhur, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani secara khusus meminta kepada Syaikh agar memberikan fatwa dan nasehat didepan para santri.
Dalam sambutannya, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA menjelaskan bahwa kunjungan Syaikh ini telah berlangsung selama 5 tahun. Beliau juga berharap pertemuan ini bisa terus berlanjut.
Syaikh Ahmad Amien bin Sa’duddin Al-Murod menyampaikan bahwa Orang Ahli Ilmu itu pangkatnya seperti nabi, karena dinilai dari ilmunya.
“Pangkat tersebut diberikan kepada orang Alim karena dia membawa sifat Allah daripada sifat makhluk, seperti Yang Maha Alim. Sedangkan ilmu merupakan cahaya Allah yg diberikan ke dalam hati oleh Allah. Maka, bukankah nur itu sifat allah?” tegasnya.
Beliau juga menambahkan bahwa pangkat ulama bagi umat islam saat ini, seperti pangkatnya nabi- nabi terdahulu bagi umat terdahulu.
Syaikh kelahiran Mekkah itu mengabarkan bahwa jumlah nabi dan rasul dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad berjumlah 313. Jumlah tersebut seperri jumlah tentara pasukan Nabi SAW di perang badar. Sedangkan jumlah para nabi 124 ribu.
Didepan para santri, beliau menyampaikan bahwa apabila seseorang ingin diberi ilmu hakiki, dibuka kunci hatinya, dibuka kunci akalnya, dibukakan pemahaman yang tertutup serta dibukakan kecerdasan yg belum terbuka. Maka orang itu harus menjaga 4 perkara.
“Pertama, ketika mencari ilmu, harus berniat semata mata karena Allah bukan karena dunia ataupun karena mencari popularitas.”
“Kedua, harus sungguh-sungguh mencari ilmu. Sebab, apabila kita memberikan semuanya demi menuntut ilmu. Maka ilmu hanya akan memberi sebagian kecil darinya. Karena, luasnya ilmu seperti luasnya samudra. Dan jangan sampai jadi orang pemalas yg tidak giat belajar. sifat pemalas merupakan sifat sebagian manusia yaitu orang-orang munafik.”
“Ketiga, harus bersifat dengan akhlak yang mulia. Sebab, Akhlak dikedepankan daripada ilmu. Ilmu tanpa akhlak tidak berarti apa-apa. Dan agama islam ini berdiri diatas akhlak.”
“Keempat, harus bersifat tawadhu’. Barang siapa yg tawadhu kepada Allah, maka allah akan mengangkat derajatnya. Dan apabila kita sombong sebagai seorang penuntut ilmu, maka allah akan mencabut ilmu yg ada di diri kita. Karena takabbur yang ada didalam hati termasuk penyakit hati yang harus disucikan. Dan penyakit hati itu dosa yang ditulis selama 24 jam, sampai si pelaku dapat mensucikan hatinya dari penyakit itu.”
Dipenghujung kata, beliau mengajarkan cara mensucikan hati. “Wahai santri-santri yang kucinta. Jika hati kotor, maka harus dibersihkan dan disucikan. Caranya yaitu dengan memerbanyak dzikir la ilaaha illallah. Sehingga dengan hal itu Allah ridho pada kita dan kita bisa menerima cahaya Allah dalam hati kita.” jelasnya.(Iq/Df)