al-amien.ac.id, Lumajang – Dari Malang, perjalanan Safari Dakwah Majlis Kiai Al-Amien Prenduan berlanjut ke Lumajang (18/2). KH. Ghozi Mubarok Idris, M.A., KH. Moh. Khoiri Husni, S.Pd.I dan rombongan menempuh perjalanan dari Malang ke Lumajang melalui Ranupane.
Rombongan yang terdiri dari KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, M.A., KH. Moh. Khoiri Husni, S.Pd.I, KH. Bagus Amirullah Kholiq, M.Sy, Ust. H. Harun Ar-Rasyid, dan Ust. H. Dr. Fattah Syamsuddin kali ini didampingi beberapa alumni yang juga turut mengiringi dalam perjalanan melewati Jalur Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ini.
Kiai Ghozi menuturkan bahwa ini adalah pertama kali beliau melewati jalur ini. Beliau dan rombongan beserta alumni yang mengiringi sempat berhenti sejenak di salah satu bukit untuk bercengkerama dan menikmati keindahan alam.
Rombongan akhirnya tiba di tempat tujuan tepat sebelum waktu shalat Jum’at. Acara silaturrahmi yang bertempat di kediaman Ustadzah Anin di Senduro ini dimulai jam 14:00. Kegiatan ini dihadiri oleh alumni, wali santri, dan juga simpatisan Al-Amien Prenduan, khususnya yang berasal dari daerah Lumajang dan sekitarnya.
Kiai Ghozi Mengajak Alumni untuk Terikat dengan Pondok dan Menjalin Ikatan antar Alumni meski dengan Cara Yang Sederhana
Selain bertausiyah, Kiai Ghozi juga membuka kesempatan untuk berdialog dengan hadirin. Dalam dialog bersama tersebut, di antara pertanyaan yang diajukan hadirin adalah “Bagaimana agar alumni lebih terikat (dengan Pondok), lebih mudah berkumpul (dengan sesama alumni) agar ikatan silaturrahmi lebih kuat?”
Jawaban Kiai Ghozi, agar para menyadari bahwa untuk berkumpul tidak harus menunggu diadakannya acara yang besar, bisa jadi rasa keterikatan dengan Pondok dan juga terjalinnya ikatan antar alumni dimulai dari hal-hal yang sederhana.
“Tidak perlu terlalu rumit, bisa dimulai dengan Yasinan dan Tahlil, bahkan main futsal, atau hal-hal sederhana lain asal berkumpul dan rutin.” Menurut beliau dari hal-hal sederhana itulah nanti kekuatan silaturrahmi akan muncul dengan sendirinya.
Beliau menambahkan, bahwa banyak juga di antara kita yang jarang bertemu namun tetap bisa berkomunikasi melalui HP. Menurut beliau itu sudah bagus, namun harus ditingkatkan dengan bertemu langsung.
Kiai Ghozi dan rombongan tidak segera pulang setelah acara silaturrahmi. Acara berlanjut di malam harinya dengan kegiatan ramah-tamah di Bumi Perkemahan Glagah Arum. Selain itu, keesokan harinya beliau juga berkesempatan melakukan kunjungan.
Kunjungan pertama yang dilakukan Kiai Ghozi dan rombongan adalah ke Goatzilla Farm yang terletak di lereng Gunung Semeru, tepatnya di desa Kandangtepus, kecamatan Senduro Lumajang. Wisata edukasi peternakan kambing ini merupakan milik Luthfiandi yang merupakan alumni TMI tahun 2007.
Kiai Ghozi juga mengunjungi pesantren yang dirintis oleh Ust. Alifuddin, alumni TMI tahun 2004. Pesantren tersebut baru dirintas kurang lebih selama sebulan setengah.
Pemberhentian terakhir beliau dan rombongan di Lumajang adalah kediaman Ustadz Yani. Beliau adalah peternak sukses, khususnya peternakan bebek. Selain peternakan beliau sendiri, beliau juga memiliki banyak peternak binaan. Di sini rombongan diajak berkeliling.
Ustadz Yani berseloroh bahwa beliau mengurus bebek-bebek beliau seperti santri. Bebek-bebek beliau ditempatkan di kandang-kandang berdasar umurnya. Sambil menunjuk salah satu kandang, beliau mengatakan “Yang ini Ash-Sholehah, ditempati bebek-bebek yang masih kecil.” tentunya hal tersebut disambut senyum tawa Kiai Ghozi, Kiai Khoiri, dan rombongan.
Setelah beramah-tamah dan meninjau peternakan bebek yang dikelola Ustadz Yani, rombongan bertolak dari Lumajang ke Jember. (Kz)