Al-Qur’an itu mudah untuk dihafal. Itulah kalimat yang relevan untuk menggambarkan acara tasyakkur perdana hifdzu juz ‘amma yang diselenggarakan oleh Jami’atul Qurra’ wal Huffadz (JQH) TMI Putra Al-Amien Prenduan pada Minggu (21/08). Acara ini dihelat sebagai ungkapan rasa syukur para anggota yang telah selesai menghafal juz ‘amma. Sebanyak 63 orang anggota JQH yang diaktifkan kembali setahun yang lalu mengikuti acara tasyakkur bersama Majlis Kiai, guru-guru senior dan seluruh santri serta wali anggota JQH sendiri.
Menurut penanggung jawab program, Ust. H. Fahmi Fattah, Jam’iatul Qurro’ wal Huffadz sebenarnya merupakan gabungan dari Jamaah Tahfidz dan Jam’iatul Qurro. Di antara tujuannya adalah untuk memfasilitasi para santri yang punya minat di bidang qiroah dan hifdz Al-Qur’an. Tentang program JQH sendiri, KH. Moh. Khoiri Husni sebagai Mudir Aam TMI, menyatakan bahwa program ini sengaja diaktifkan kembali sebagai implementasi terhadap harapan agar para santri di TMI dapat mengembangkan kompetensinya di bidang qiroah. “Tekanan program JQH ini adalah pada membaca Al-Qur’an bukan pada hafalan seperti di MTA. Inilah yang membedakan antara JQH di TMI dengan MTA sendiri,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, KH. Muhammad Idris Jauhari selaku pengasuh, menyampaikan harapannya agar program ini dapat diikuti oleh lebih banyak lagi santri. Karena dengan menghafal Al-Qur’an diharapkan para santri dapat menjadi lebih dekat, lebih cinta, lebih meresapi pesan-pesan dan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an itu sendiri. Sehingga nantinya para santri dapat membentengi dirinya dari hal-hal yang dapat merusak akidah mereka. Beliau juga menyinggung tentang fenoma berkembangnya faham-faham sesat SIPILIS yang sengaja disebarkan oleh musuh-musuh Islam. “Dengan menghafalkan Al-Qur’an tersebut para santri diharapkan dapat terhindar dari penyakit SIPILIS,” tegasnya.