Al-Amien Prenduan (19/2) – Hari ini, Rabu (19/2) Pukul 06.05 WIB, Ma’had Tahfidh Al-Qur’an Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan melaksanakan seremonial pembukaan Ujian Tulis Mid Semester II secara terpisah untuk santri putra dan putri. Santriwati mengikuti pembukaan di SMP Tahfidz Putri Al-Amien yang diisi oleh KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., sementara santri putra berkumpul di gedung SMA Tahfidz Al-Amien dengan pembicara KH. Junaidi Rasyidi. Kedua sesi menekankan pentingnya niat lurus, kesungguhan belajar, dan sinergi antara santri dan guru sebagai kunci meraih keberkahan ilmu.

Pesan KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA. untuk Santri Putri
Di hadapan santriwati, Ayahanda KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., membuka acara dengan mengutip hadis Innamal a’maalu binniyah (segala perbuatan bergantung pada niat). Beliau menegaskan, kesuksesan hanya bisa diraih jika dilandasi niat lillahi ta’ala, bukan sekadar ikut-ikutan atau ingin dipuji. “Mulailah setiap aktivitas dengan Bismillah, tawakkal, dan usaha maksimal. Namun, jangan lupa: ilmu dan hafalan tak akan melekat jika masih bergelimang maksiat atau salah niat,” ujarnya.
Dr. KH. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., juga mengingatkan bahwa meraih ilmu memerlukan kesungguhan ekstra. “Hanya pejuang sejati yang paham arti perjuangan. Karena itu, hormati guru-guru kalian. Doakan para masyayikh dan pendiri pondok ini agar ilmu yang diajarkan menjadi berkah,” pesannya.

KH. Junaidi Rasyidi: Tantangan adalah Pintu Menuju Kebaikan
Sementara itu, di kompleks putra, KH. Junaidi Rasyidi membakar semangat santri dengan menekankan bahwa kebaikan tak mungkin diraih tanpa melewati kesulitan. “Ilmu tidak hadir dengan santai. Ia butuh kelelahan belajar, kegigihan, dan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan,” tegasnya.
Beliau mendorong santri untuk percaya diri dan tidak malu bertanya. “Guru-guru di sini ahli di bidangnya. Sungguh disayangkan jika kalian menyia-nyiakan kesempatan bertanya hanya karena rasa malu,” ucapnya. Menurutnya, kombinasi antara kesabaran, usaha keras, dan komunikasi dengan guru akan membuka jalan kemudahan yang diridhai Allah SWT.

Sinergi Nilai Spiritual dan Akademik
Kedua pemateri sepakat bahwa kesuksesan akademik harus berjalan beriringan dengan pembangunan karakter spiritual. KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., menekankan aspek niat dan kebersihan hati, sementara KH. Junaidi menyoroti pentingnya mental pantang menyerah. Pemisahan acara putra-putri sendiri menjadi bagian dari penerapan nilai keislaman yang diusung pondok, meski pesan inti keduanya saling melengkapi.
Ujian Mid Semester II ini akan berlangsung selama delapan hari aktif kedepan. Para santri diharapkan tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai yang disampaikan para kiai, dan asatidz sebagai bekal menghadapi tantangan di dalam dan luar kelas.