Apel Tahunan dan Khutbatul ‘Arsy, Pimpinan Ajak Semua Mempertahankan Shibghah Al-Amien

al-amien.ac.idAl-Amien Prenduan – Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan menggelar Apel Tahunan dan Khutbatul ‘Arsy pada Sabtu, (27/8) di Lapangan Barat Pondok.

Apel Tahunan edisi kali ini mengangkat tema “Mengabdi Sebagai Perekat Umat, Berbudaya Sebagai Perekat Bangsa.”

Sebanyak 8.976 Santri, 1.107 Guru dan Dosen. Total 10.0083 Santri dan Guru di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan berkumpul mengikuti salah satu acara sakral yang dihelat sekali setahun di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan yakni Apel Tahunan dan Khutbatul ‘Arsy 2022 M.

Pelaksanaan Apel Tahunan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya ketika ada pandemi covid-19, sehingga acara juga diikuti oleh Alumni, IKBAL (Ikatan Keluarga Besar Al-Amien) dan Wali Santri.

Acara dibuka secara resmi oleh Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA. pada pukul 07.00 WIB.

Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Ahmad Fauzi Tidjani, memberikan sambutan bahwa dalam konteks Kesyukuran 70 tahun Al-Amien harus 3 hal yang disyukuri.

”Pertama, bahwa kemampuan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan eksis dan terus berkembang hingga mencapai usia 70 tahun adalah semata-mata karunia dan rahmat dari Allah SWT.”

 ”Kedua, kemampuan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan untuk tetap eksis tidak bisa dilepaskan dari sistem, falfasah, serta nilai-nilai, yang terus dipegang teguh dan terus pula diperjuangkan hingga hari Kiamat kelak. Apa pun kondisinya dan situasinya, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, tetap komitmen dengan sistem dan nilai-nilai luhur kepesantren, sebagai lembaga kader mundzirul qoum, sebagai tempat menempa kader-kader pemimpin umat li izzil Islam wal muslimin. ”

Ketiga, keberadaan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan hingga mampu bertahan dan berkembang seperti sekarang ini tidak bisa dilepaskan dari jasa dan perjuangan para almarhumin, para kiai, mulai dari KH Chotib, KH. Ach. Djauhari Chotib, KH. Moh. Tidjani Djauhari, KH. Moh. Idris Jauhari, KH. Maktum Jauhari serta para masyayikh lainnya. Betapa besar jasa dan perjuangan beliau-beliau. Pikiran, tenaga,  dan segala kekuatan, baik fisik maupun materi, mereka,” jelasnya.

Disamping itu, Kiai alumni Al-Azhar itu juga mengajak kepada para dewan guru untuk untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan “shibghah” atau jati diri ke-Al-Amien-an.

“ Saya mengajak semua stakeholder di Al-Amien Prenduan, untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan “shibghah” ke-Al-Amien-an. Shibghah di sini bisa dipahami “ciri khas”, “jati diri” “karakter”,” tegasnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan makna dari shibgah Al-Amien tersebut.

“Shibghah Al-Amien berarti ciri khas Al-Amien, jati diri Al-Amien, karakter Al-Amien, dalam segala hal. Sebagaimana telah dibangun, dirumuskan, dan diperjuangankan oleh para masyayikh pendiri Pondok bertahun-tahun lamanya dengan pengorbanan yang tak terbilang nilainya,” ungkapnya.

Pada tahun ini Al-Amien menerima amanah dan kepercayaan dari masyarakat untuk mendidik para santri berjumlah 2.102 di semua lembaga di lingkungan Pondok Pesantren Al-Amien.

Seusai pidato, acara dilanjutkan dengan penampilan-penampilan kreativitas santri, yang terdiri dari: Grand Opening, Tari Kombinasi, Penampilan Step Dance Kopas Alpen, Atraksi dari 3 Perguruan  Pencak Silat (Cimande, Islaba dan Karate) dan terakhir  Marching Band Al-Amien Prenduan.

Selepas acara, para guru mengabadikan momen bersejarah melalui foto bersama dengan Majelis Kyai. Mengingat momen Apel Tahunan dan Khutbatul ‘Arsy tahun ini, bertepatan dengan momen Kesyukuran 70 tahun Pondok pesantren Al-Amien Prenduan. (DF)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top