Buka Kegiatan Amaliyah Tadries KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani Tekankan Keikhlasan, Totalitas, dan Pendampingan

Tahfidh Putri – Hari ini, Senin (20/01), rangkaian kegiatan Amaliyah Tadris di Pesantren Tahfidz Al-Amien memasuki fase ketiga, yaitu praktik mengajar. Kegiatan ini diawali dengan acara pembukaan yang berlangsung pada pukul 06.00 WIB di Aula SMP Tahfidz Putri Al-Amien. Acara tersebut dibuka oleh KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., dan turut dihadiri oleh Ust. Nurudin, M.Si., selaku Mudir Ma’had, Ust. Fattah Yasin sebagai penanggung jawab program Nihaie, sejumlah nyai, serta seluruh santri Nihaie putri.

Dalam sambutannya, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., menekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam mengajar, totalitas dalam pengabdian, dan memberikan pendampingan terbaik kepada siswa. Beliau menyampaikan bahwa proses pengajaran tidak semata-mata tentang menyampaikan materi, tetapi juga mencakup seni mendidik dan membentuk karakter. Beliau mengingatkan bahwa metode pengajaran lebih penting daripada materi yang diajarkan, karena metode yang baik dapat membuat materi yang sulit menjadi mudah dipahami. Namun, beliau juga menegaskan bahwa guru sebagai pelaku utama dalam proses pendidikan lebih penting dari metode itu sendiri, karena seorang guru tidak hanya bertugas menyampaikan ilmu, tetapi juga mentransfer nilai, inspirasi, dan motivasi kepada murid-muridnya.

Lebih dari itu, ruh seorang guru, yakni keikhlasan, dedikasi, dan ketulusan hati dalam mendidik, menjadi hal yang paling utama. Ungkapan beliau yang terkenal, “الطريقة أهم من المادة، المدرس أهم من الطريقة، و روح المدرس أهم من المدرس” (metode lebih penting dari materi, guru lebih penting dari metode, dan ruh seorang guru lebih penting dari guru itu sendiri), memberikan pemahaman mendalam kepada para santri bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana dan oleh siapa ilmu itu disampaikan.

Fase praktik mengajar ini diawali dengan Amaliyah Tadris An-Namudajiyah, yang bermakna percontohan. Dalam praktik ini, salah satu santri Nihaie ditunjuk menjadi pengajar di kelas tertentu, dengan disaksikan oleh seluruh santri Nihaie lainnya. Selain itu, sejumlah musyrif turut menyimak dan mencermati setiap detail jalannya pembelajaran untuk nantinya dikritisi dan dievaluasi setelah sesi selesai. Para pengampu materi juga hadir untuk memberikan masukan dan evaluasi, memastikan kualitas pengajaran terus meningkat.

Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari. Materi yang diajarkan hari ini adalah materi dengan rumpun Bahasa Arab, seperti Mutholaah dan Bahasa Arab itu sendiri, sementara esok hari akan diisi dengan materi Bahasa Inggris. Sebelum memasuki fase ini, para santri telah melalui berbagai tahapan persiapan, mulai dari pendampingan dan pembinaan hingga penyusunan I’dad Tadris (rencana pembelajaran).

Amaliyah Tadris An-Namudajiyah diharapkan menjadi ajang bagi para santri untuk belajar menjadi guru, mempraktikkan ilmu yang telah mereka pelajari sekaligus memperbaiki metode pengajaran mereka. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi latihan untuk menguatkan ruh seorang pendidik, membangun keikhlasan, dan menanamkan nilai pengabdian yang kelak akan menjadi bekal berharga dalam kehidupan mereka di masyarakat. Semoga rangkaian kegiatan ini berjalan lancar dan penuh berkah.